Merenungi Sumpah Pemuda: Indonesia Beneran Gak Sedang Baik-Baik Saja!

8:02:00 PM

Pembangunan di Kendeng, salah satu masalah terkini yang masih pelik
Sering banget kita dengerin kalau Indonesia gak baik-baik saja, yang biasa jadi bahan utama kubu yang oposisi dari pemerintah yang berkuasa. Sebaliknya, kubu yang berada di sisi penguasa beranggapan negara ini berusaha meyakinkan semua orang bahwa kita berada di jalan yang tepat dan tidak memiliki masalah yang berarti. Bukan kok, ini bukan bahas mendingan kubu penguasa atau kubu oposisi, tapi hal yang lebih esensial dari itu.

Masalah Kita

Sabtu, 27 Oktober 2018 di LBH Jakarta, saya berkesempatan mendapatkan berbagai insight dari Alghiffary Aqsa seorang pengacara publik. Sesi ini membuka mata saya lebih dalam akan permasalahan yang sedang dialami bangsa ini dan bagaimana sebenarnya pemuda punya kesempatan yang besar untuk melakukan lebih banyak untuk negara. 

Tahukah kamu indeks demokrasi Indonesia berada di posisi 68 dari 167 negara  termasuk dalam kategori flawed democracies menurut The Economist? Ya saya juga baru sadar kemarin, padahal kan negara kita menjunjung demokrasi kan ya katanya. Masalah hukum pun ga jauh beda, Indonesia ada di urutan 63 dari 113 negara untuk masalah Rule Of Law. Faktornya banyak, dari pemberantasan korupsi, hak untuk memiliki privasi (bisa banget orang dilacak data-datanya tanpa melalui proses hukum yang sesuai), kebebasan berekspresi dll. 

Selain itu, ada juga masalah-masalah yang sekilas saya (dan mungkin kita) tidak menganggap ini adalah masalah karena merasa sudah biasa dan jadi malah mewajarkan. Misalnya Oligarki, coba lihat siapa sih aktor politik yang banyak muncul sekarang kebanyakan juga itu-itu lagi. Surya Paloh, Prabowo, Wiranto yang jadi petinggi partai yang berbeda padahal dulu juga satu partai yang sama, yang berkuasa sejak Orde Baru. Dalam hal pemerintahan daerah pun kalau dilihat banyak terjadi hal yang mirip. Hal ini jelas tidak sehat untuk demokrasi, padahal demokrasi dimaksudkan untuk memberi ruang kesempatan yang sama untuk warga negara berekspresi (bukannya ruang kesempatan itu-itu lagi untuk terus di atas). Tapi di satu sisi, ongkos buat partai politik aja mahal banget. Partai yang ada sekarang pun, ga jauh beda dalam gagasannya yang cenderung tengah kanan

Militerisme di Indonesia satu permasalahan lain yang kalau sekilas terasa wajar saja menurut saya, tapi setelah dipikirkan lebih dalam tentu menyalahi fungsi yang harusnya dilakukan TNI. PS TIRA (dulu PS TNI) salah satu bentuk yang terlihat jelas bagaimana militer masuk langsung ke kehidupan masyarakat sipil (baca tulisan menarik dari Football Tribe). Atau bagaimana militer sempat ditugaskan untuk menjaga stasiun (yang rasanya malah merendahkan militer). 

Belum lagi banyak permasalahan HAM yang jauh dari kata tuntas, polisi yang ngomongnya videokan kalau ada oknum yang melanggar tapi malah mempermasalahkan orang yang benar-benar merekam video melihat adanya dugaan pelanggaran (hey, masyarakat jadi takut polisi dong?). 

Peran Pemuda

Pemuda bukan cuma pemanis kata untuk tulisan-tulisan perjuangan. Dalam sejarahnya, memang pemuda punya berbagai cara untuk bergerak yang salah satunya mungkin disebabkan energi dan semangatnya yang masih sangat besar. Soekarno-Hatta mungkin memang tokoh yang memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, tapi proklamasi tidak akan dilaksanakan saat itu jika tidak ada penculikan Soekarno oleh pemuda ke Rengasdengklok. Pemuda pula yang punya andil sangat besar untuk menghentikan Orde Baru yang berjalan puluhan tahun. 

Keterlibatan anak muda

Ada 4 bentuk keterlibatan yang bisa dilakukan anak muda. Yang pertama kegiatan yang bersifat charity, gerakan sosial, penyelamatan hewan yang memang tidak buruk namun tidak menyentuh akar permasalahan (Twitter, do your magic masuk dalam kategori ini). Lalu aktivisme komunal yang dibangun dengan mulai menyatu ke masyarakat misal dengan menginisiasi Kampung wisata. Keterlibatan lebih jauh pada tingkat aktivisme yang bersifat struktural mencoba untuk mengkritisi bagian-bagian dari sistem yang berjalan dengan cara advokasi, aksi dan sebagainya. Yang terakhir, aktivisme revolusioner juga bisa dilakukan anak muda seperti pada tahun 98. 

Sebagai anak muda yang ingin ikut bergerak dalam ranah aktivisme, ada beberapa hal yang patut kita hindari. Dalam bergerak, kita bukanlah pahlawan super, terbukalah dengan berbagai pikiran lain dan kolaborasi untuk mencapai kebaikan yang kita inginkan bersama. Sifat ingin mendapatkan exposure sendiri juga perlu kita hindari. Hati-hati juga dengan gerakan yang mengatasnamakan anak muda namun ternyata kepentingan-kepentingan tertentu berada di belakangnya. Dan tentunya, jangan lupa istirahat dan bahagia. 

Oh iya, SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA! Semoga pemuda Indonesia semakin sadar untuk menjadi bagian dari solusi permasalahan bangsanya yes~

*Sebagian besar tulisan ini hanya membahasakan ulang pemaparan yang saya tangkap dari Bang Alghiff

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Tweets