Pak Andri, Founder dan CEO Aneka Molen dan Gorengan Jl. Bangbayang

10:36:00 AM

Pak Andri, 45 tahun ini merupakan pengusaha kecil-kecilan di jalan kost tempat saya tinggal di Bandung. Usaha kecil yang dijalankannya adalah menjual aneka molen dan gorengan. Saya sering sekali jajan di tempat Pak Andri semenjak pertama kali saya kuliah hingga sekarang saya sudah berada di tingkat akhir. Setelah saya tanya lebih jauh, ternyata sudah belasan tahun Pak Andri bertahan berjualan seperti ini, ya sejak usianya menginjak 30 tahunan. 
Mengenai perubahan, Pak Andri sudah menghadapi perubahan dalam karirnya. Awal karirnya di Bandung diawali dengan menjadi penjaga kost. Namun dia merasa bahwa penghasilan dengan menjadi penjaga kost “gini-gini aja”. Apalagi dia memiliki keluarga yang harus dinafkahi. Dulu, istrinya sampai ditempatkan ke Hong Kong atau di Kalimantan untuk membantu menyambung hidup keluarga. Analogi pada anak muda masa kini adalah bagaimana seorang pegawai yang bekerja pada korporat merasa kurang mendapatkan potensi yang maksimal, sehingga keluar dari pekerjaannya yang lama dan membuat startup sendiri.

Dengan semangat untuk mendapatkan perubahan dalam hidup, Pak Andri mencoba peruntungan dengan menjalankan usahanya sendiri yaitu berjualan aneka molen. Dalam melakukan usaha memang tidak langsung semua fitur jadi baru kemudian dijajakan kepada pembeli. Pak Andri memiliki MVP yang berupa Molen berbagai jenis saja pada awal mendirikan usahanya. 

Beberapa waktu kemudian Pak Andri memiliki tambahan produk berupa donat.  Sampai sekarang, produknya telah berubah mengikuti keinginan pasar seperti beberapa jenis molen tidak lagi dijualnya,  donat berhenti dijual dan bertambahnya gorengan sebagai produk lain yang dijual. Produk terakhir yang dirilis pak Andri pada bulan puasa yang lalu adalah tahu Isi pedas, seperti selera pasar yang membuat makanan ada pedas-pedasnya. 

Ketika disinggung mengenai rencana ke depan, Pak Andri masih ingin mencoba usaha yang lain terutama yang bisa dijalankan di  daerah asalnya di Semarang. Kalau bisa jangan di Bandung, katanya, biar deket sama keluarga. Sayangnya, beliau masih belum mendapatkan tempat yang pas di Semarang untuk menjalankan usaha. Begitu sudah mendapat tempat, beliau akan segera menjalankan usaha di tempat asalnya tersebut. 

Menurutnya, kalau bekerja lalu 3 bulan sudah nyaman maka akan cenderung melanjutkan dan tidak berubah, seperti kondisi yang dialaminya beberapa tahun terakhir (walaupun pada akhirnya sudah ingin pindah ke Semarang).  Dengan kondisi anak-anak yang sudah bekerja dan istri yang sudah mendapat pekerjaan yang lebih tetap dengan tinggal di Semarang, beliau ingin berada di Semarang di umurnya yang tidak muda lagi.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Tweets