The Combinary : Sebuah Parodi The Comment

6:34:00 AM

Video ini, sebenernya adalah tugas dari SPARTA HMIF 2013. Di setiap kelompoknya, kami diberi suatu tema. Kebetulan kelompok saya, kelompok 0, mendapat tema AEC berdampak positif/negatif terhadap perekonomian Indonesia jika direalisasikan tahun 2015. Untuk mempersingkat dan mempermudah pemahaman orang yang nonton, maka kami buat judulnya The Combinary: Dampak AEC. Oh iya alasannya memakai nama The Combinary adalah karena nama angkatan kami Binary dan dimirip-miripin dengan The Comment.



15 Juli 2014 - Scriptwriting

Awalnya, tanggal 15 yang lalu ada day 4 SPARTA dan kami diberi tugas untuk buat video per kelompok. Video yang dibuat harus ala acara TV. Kami pun malam harinya menentukan acara TV apa yang mau dibuat. Tiba-tiba terpikir oleh saya bagaimana kalau buat ala The Comment. Ketika saya lempar ke grup LINE kelompok 0 mereka setuju-setuju aja. Jadilah kami setuju buat acara The Comment.

Karena kata panitia harus melibatkan seluruh anggota kelompok, maka beberapa orang dari kelompok kami yang sedang tidak di Bandung membuat skrip untuk videonya. Script dibuat bersama-sama lewat Google Docs. Lucu juga berkolaborasi waktu buat script itu, malah pada chatting di documentnya.

16 Juli 2014 - Shooting

Pada tanggal 16, kami mulai finishing script. Sekitar jam 12 kami baru mulai take gambar yang pertama. Shooting mengambil tempat di Gedung lab. Doping lantai 2 karena ternyata ada sofanya. Disini kami mengambil adegan pembukaan, pembacaan berita dan pembacaan twit. Kami memakai mic yang lumayan bagus untuk merekam suara jadi kedengeran jelas. 

Oh iya, hari ini pula kami satu angkatan Binary rencananya mengadakan kumpul angkatan pukul 13.00. Tapi karena sepertinya banyak yang buat video di waktu tersebut, kumpul angkatan diundur jadi keesokan harinya pukul 09.00.

Setelah dari gedung lab. doping, kami melanjutkan shooting ke tempat lain. Di lapcin, kami shooting adegan wawancara dengan Venny Anjani (Nyoman Anjani boongan). Kami membuat adegan seolah-olah sedang wisata dengan iPod touch yang ada trus tiba-tiba ketemu dengan Venny Anjani. Wawancara dengan dia dilakukan di kursi-kursi batu.

Di gedung SR, kami melakukan shooting adegan Neyssa yang perform + nyanyi lagu "Just The Two Of Us". Awalnya, sempat kepikiran untuk nyanyi lagu Indonesia yang sedang populer. Saya menyarankan untuk nyanyi lagu Tulus yang judulnya "Jangan Cintai Aku Apa Adanya". Tapi akhirnya dia memilih lagunya sendiri yang lebih nyaman ditampilkannya.

Kemudian kami berangkat ke gedung CC Timur. Karena di lantai 1 dan basement penuh sama aktivitas orang, kami mencoba untuk ambil gambar di lantai 2. Ternyata disana kosong dan lumayan ada juga sofanya. Adegan wawancara artis internasional Neyssa diambil disini. Setelah kami selesai mengambil adegan tiba-tiba satpam menyuruh kami segera meninggalkan lokasi. Untungnya pengambilan adegan sudah selesai.

Terakhir, kami ke selasar CC Barat. Karena sudah sore, disana tidak terlalu ramai jadi ga banyak noise disana. Segmen ask a stranger diambil di tangga antara CC Barat dan CC Timur, yang tangga bagian barat Rotunda. Setelah segmen ask a stranger, kami pun melakukan penutupan di selasar CC Barat dengan mengambil background dinding putih polos.

Malam harinya, Neyssa mungkin sudah mulai mengedit. Saya tidak tau gimana progressnya. Hari ini juga kami mulai meminta teman yang sedang ga ada di Bandung (Ghazwan) untuk membuat logo The Combinary yang akan dipakai di video kami.

17 Juli 2014 - Editing

Nah ini dia hari yang paling menentukan dalam video kami. Karena dari video -video The Comment yang kami lihat, banyak komen-komen ga jelas muncul di acara. Fontnya juga lumayan mencolok. Belum lagi adegan awal dari The Comment, dan transisi tiap segmen.

Kami mulai bekerja setelah interaksi SPARTA selesai. Ketika itu, jam menunujukkan sekitar jam setengah tiga. Pada saat itu, Neyssa bilang bahwa yang bagian komentar twit itu suaranya ga jadi kerekam. Micnya kepause waktu merekam suara bagian komentar twit. Belum lagi sebenarnya twit yang dikomentari itu bukan bertema tentang dampak AEC tapi malah ASEAN Community secara keseluruhan.

Proses editing awalnya kami lakukan di meja-meja dekat LFM. Namun karena keterbatasan colokan serta Hard Disk Eksternal milik Neyssa tidak bisa dibaca oleh laptop saya dan laptop milik Venny, kami memutuskan mengerjakan video di Kost Venny. Katanya di kost, dia punya flash disk jadi lebih mudah memindahkan data-data video yang ada. 

Sampailah kami di kost Venny di Cisitu. Disini kami mulai melanjutkan editing yang sebelumnya telah dilakukan Neyssa. Kami bagi-bagi tugas bertiga untuk memotong dan memilih bagian yang pas untuk video-video yang ada. Ternyata, video dengan ekstensi .MOV tidak dapat dibaca oleh Adobe Premiere. Alhasil, kami harus convert dulu ke format lain agar bisa dibaca. Karena tidak punya video converter, Venny memakai Youtube downloader untuk convert video yang ada. Dan hasil convert Youtube downloader ini, sangat menurunkan kualitas dari video HD 720p yang ada. Kalau ada video yang blur-blur ga jelas, itu berarti hasil dari editan di Adobe Premiere.

Ada masalah lain lagi, ternyata Adobe Premiere di laptop saya tidak dapat berfungsi dengan baik dan ngelag. Susah untuk mengedit dalam keadaan seperti itu. Sehingga untuk mengedit video yang ada, praktis mengandalkan 2 laptop. Yang pertama laptop milik Venny menggunakan Adobe Premiere dan yang kedua laptop milik Neyssa menggunakan Final Cut Pro. Sempat terpikir apakah kami akan selesaikan proses editing di deadline yang ditentukan. Namun saya saat itu yakin dengan kemampuan yang ada kami akan berhasil untuk menyelesaikannya.

Sekitar jam 5 kami mengambil logo yang telah dikirimkan oleh Ghazwan. Logo itu menjadi logo utama acara kami. Seperti yang terlihat di video, logo ini digunakan di awal acara, di pergantian segmen, dan juga ada logonya yang kecil di saat ada nama narasumber. Kami juga memikirkan disclaimer yang sesuai untuk di awal acara agar penonton ga terlalu kecewa kalau video kami garing.

Walau kepikiran video ini akan terlihat garing, ternyata setelah dilihat lumayan lucu juga. Entahlah atau mungkin ini perasaan kami aja yang udah lumayan cape terus jadi terhibur melihat ini. Tapi, beneran lucu deh kayaknya.

Yang saya ingat sebelum maghrib , proses edit di bagian sinkronisasi suara Irfan yang di dubbing. Dan itu suaranya ga pas. Jadi agak terlihat lucu juga bagi kami. Belum lagi ada adegan yang dipotong, seharusnya ga langsung adegan di tangga tapi ada nunjuk-nunjuk langit dulu. Tapi ada suara yang fail. 


Ketika sudah maghrib, kami pun berbuka. Sekitar setengah tujuh, kami berangkat untuk makan di W.Co. Disana ayamnya enak, bumbunya meresap sampe dalam. Dan katanya waktu itu sebenernya Neyssa pernah mau makan disitu tapi udah abis karena kemaleman. Sepertinya W.Co ini tempat makan yang lumayan laku. Kok jadi bahas W.Co..... Terus abis itu lanjut lagi deh editing di kost Venny.

Malamnya juga, kami edit bagian opening The Combinary. Gambar saya dan Kevin yang dibuat ala kartun-kartun itu dibuat malam harinya juga. Editing pergantian segmen dari mulai logo segmen sampe transisi segmen juga dibuat malam harinya. Credit, disclaimer, dan logo Binary TV juga kami buat di waktu malam itu. Tanda nama narasumber dibuat dari defaultnya yang ada di Final Cut Pro tapi kami modifikasi sedikit. Harusnya, di sebelumnya adalah tulisan agak gede. Itu ga banget setelah dilihat. Jadi kami hapus tulisannya dan ganti jadi logo The Combinary. Wow hasilnya keren banget.

Sempat terpikir untuk memasukkan lagu Michael Jackson yang Love Never Felt So Good di credit akhir acara. Saya bilang nanti kalau diupload di Youtube kena Copyright dan langsung dimute videonya. Sayang banget kan udah susah2 ngedit ternyata suara dimute sama Youtube. Jadinya kami gunakan saja lagu angkatan. Lumayan bagus juga hasilnya.

Akhirnya kami mulai proses rendering. Setelah berapa belas persen, kami baru sadar kalau ada bagian yang videonya belum dimasukin. Neyssa sempat ragu dan takut kalau ga sempat upload. Tapi saya bilang aja sebenernya daripada ragu nanti makin lama rendernya makin banyak trus makin nyesel distop rendering waktu udah keburu banyak. Jadi saat itu juga distop rendering dan dimasukin video tentang ASEAN di tengah-tengah acara kami. Sebenernya itu video OSKM saya juga sih, yang udah diupload di Youtube. Kami buat ada tulisan Courtesy of Youtube di video tambahan tersebut.

Rendering pun dilanjutkan. Prosesnya memakan waktu yang lumayan lama, sempat proses stuck di angka 48%. Tapi kemudian proses pun lanjut lagi dan ternyata rendering selesai di 50an %. Langsung kami coba upload di youtube. Begitu linknya sudah didapatkan, kemudian dikumpul ke Feryandi untuk kemudian dikumpulkan ke milis.

Kami menunggu sampe upload selesai karena ingin melihat bagaimana kelihatannya video kami di Youtube. Agak aneh juga sih apalagi waktu itu sudah malam. Saya dan Neyssa pun pulang sekitar jam setengah 12 malam dari kost Venny. Itu artinya rangkaian kesibukan SPARTA sudah selesai! Ya setidaknya sebelum lebaran ini.


Ini dia videonya:

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Tweets