Software Construction, Inti Dari Pengembangan Perangkat Lunak

3:00:00 PM

Bagian yang mungkin paling lazim dalam life-cycle perangkat lunak adalah software construction, atau dapat diterjemahkan secara harfiah menjadi Konstruksi Perangkat Lunak. Oh ya, life-cycle itu sendiri kurang lebih berarti tahapan-tahapan fase kerja berbeda yang digunakan system engineers dan system developers untuk membuat sebuah perangkat lunak dapat digunakan.  Dalam pemahaman secara umum, konstruksi mengacu pada proses membangun. Lebih jelasnya jika dianalogikan dalam proses pengembangan sebuah gedung, konstruksi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh tukang bangunan/pekerja bangunan. Dalam perspektif perangkat lunak, konstruksi adalah kebanyakan proses coding dan debugging namun juga melibatkan detailed design, construction planning, unit testing, integration, integration testing dan aktivitas-aktivitas lain.



Bagian lain dari life-cycle sebuah perangkat lunak yang bukan software construction termasuk management, requirements development, software architecture, UI design, system testing serta  maintenance.  Jika mau disederhanakan, software construction dapat juga dikatakan sebagai proses programming (bukan coding, ingat kedua hal ini berbeda :) )

So, Kenapa Software Construction Penting?

Banyak tahapan dari life-cycle suatu produk perangkat lunak, namun konstruksi perangkat lunak memegang peranan yang sangat besar. Tergantung skala perangkat lunaknya, namun biasanya konstruksi perangkat lunak memakan waktu 30-80 persen dari pengerjaan.
Selain itu, konstruksi perangkat lunak merupakan pusat dari pengembangan perangkat lunak itu sendiri. Tahapan sebelumnya, rekayasa kebutuhan dan arsitektur umum dilakukan agar pengembang dapat melakukan konstruksi secara efektif. Tahapan setelah konstruksi, dilakukan untuk memeriksa apakah konstruksi yang dilakukan sudah dilakukan dengan benar.
Dalam proses pengembangan perangkat lunak apapun, bagian konstruksi tidak bisa di-skip. Mungkin karena satu dan lain hal, tahapan requirements di-skip oleh pengembang. Proyek dalam dunia nyata yang tidak ideal mungkin juga melewatkan proses testing karena kehabisan waktu atau hal-hal lain. Misalnya saja pengerjaan tugas kuliah, yang bisa dikatakan adalah pengerjaan proyek perangkat lunak skala kecil.  Biasanya tugas kuliah yang dikerjakan mahasiswa, apalagi tugas kecil hanya sekadar menyesuaikan dengan spesifikasi tanpa terlalu memikirkan proses requirements dengan saksama. Akan tetapi proyek yang tidak ideal dan seasal-asalan apapun tidak mungkin melewatkan tahapan konstruksi perangkat lunak. Melewatkan proses konstruksi berarti pengembangan perangkat lunak tidak berhasil.

Dasar-dasar Software Construction

Tentu dalam konstruksi perangkat lunak ada yang harus diperhatikan, dimulai dari dasar-dasarnya. 4 hal dasar pertama juga sesuai dengan pembahasan software design. Ada 5 hal yang termasuk hal yang mendasar atau fundamental dalam software construction itu sendiri:
•    penyederhanaan kompleksitas
Penyederhanaan ini bisa dilakukan dengan menetapkan standar, desain yang modular, dan teknik-teknik lain.
•    anstisipasi perubahan
Dalam perjalanannya tentu kebanyakan perangkat lunak akan berubah, yang juga berdampak pada konstruksi perangkat lunak. Antisipasi perubahan membuat pengembang bisa memperbaiki produk perangkat lunak tanpa mengganggu struktur dasarnya.
•    konstruksi untuk verifikasi
Maksudnya adalah sedemikian rupa sehingga kesalahan dapat segera ditemukan oleh penguji perangkat lunak maupun pengguna.
•    reuse
Maksudnya reuse adalah penggunaan bagian-bagian dari perangkat lunak yang sudah ada sebelumnya. Bagian-bagian tersebut bisa saja termasuk library, modules, source code dll.
•    standar dalam konstruksi
Mempunyai sebuah standar tersendiri membantu pengembang dalam efisiensi, kualitas dan biaya. Beberapa standar yang berpengaruh dalam konstruksi perangkat lunak adalah metode komunikasi (format dokumen dan konten), bahasa pemrograman, standar kode (indentasi, penamaan dll. ), platform  dan tools.

Masih banyak aspek yang bisa dikupas dalam hubungannya dengan konstruksi perangkat lunak namun sekiranya cukup sekian untuk artikel kali ini. (BAT)

Referensi

1.    Bourque, P & Fairley, RE, Guide to the Software Engineering Body of Knowledge Version 3.0, IEEE Computer Society, 2014.
2.    S. McConnell, Code Complete, 2nd ed., Microsoft Press, 2004.


Catatan: Tulisan ini dibuat dalam rangka pemenuhan tugas calon asisten laboratorium Rekayasa Perangkat Lunak :)

You Might Also Like

3 comments

  1. What's up Dear, are you really visiting this site on a regular basis, if so then you will without doubt get fastidious knowledge.

    ReplyDelete
  2. You should be a part of a contest for one of the finest sites on the web. I most certainly will recommend this site!

    ReplyDelete

Popular Posts

Tweets