Sharing Economy Mau Dibawa Kemana?

11:09:00 AM


Suasana di dalam acara
Pada tanggal 24 Mei yang lalu saya iseng menghadiri sebuah acara yang diadakan oleh Universitas Prasetya Mulya yang bertajuk "From Sharing Space to Sharing Experience: Exploring the Business Model of Sharing Economy". Acara ini menghadirkan berbagai pembicara yaitu Prof. Agus W. Soehadi (Dekan School of Business and Economics Universitas Prasetya Mulya), Dr. Harris Turino (Managing Director PT. KLEO Beauty, penulis buku "Meretas Konsep Ekonomi Berbagi") dan Bayu Seto (Country Head of Business Development at GRAB). Pada acara ini dibahas mengenai ekonomi berbagi mulai dari teori sampai praktik yang sangat jelas dijalankan oleh GRAB. 

Saya tidak akan membahas seluruh isi dari acara melainkan pertanyaan saya yang dijawab oleh ketiga narasumber. Pertanyaan tersebut adalah bagaimana akhir dari ekonomi berbagi ini melihat bahwa dari berbagai perusahaan masih belum juga mendapatkan untung (GO-JEK, GRAB, UBER neraca keuangannya masih merugi, red.)? Mereka banyak yang gencar untuk memberi harga murah untuk bersaing sedangkan pengguna tentu sangat mudah untuk berpindah aplikasi. 

Dr. Harris Turino mengawali jawabannya dengan mengatakan bahwa akhir dari ekonomi berbagi belum ditulis di bukunya karena memang beliau saat itu belum mengetahui bagaimana ending-nya. Namun pada saat acara beliau menyatakan setidaknya ada 4 kemungkinan dari akhir ekonomi berbagi. Kemungkinan-kemungkinan tersebut adalah sebagai berikut: 

Winner takes all
Pada skenario ini, hanya perusahaan ekonomi berbagi yang paling kuat yang akan bertahan dan menjadi jawaban atas masalah yang dihadapi pasar. Perusahaan saingannya kalah bersaing karena produk, harga ataupun berbagai faktor sehingga tidak lagi dapat bertahan. 

Nobody's gonna win
Seluruh perusahaan ekonomi berbagi hancur pada skenario ini. Ekonomi berbagi dianggap bukan sebagai solusi yang sustain sehingga muncul model bisnis yagng baru yang menggeser. Anggapan skeptis ini sering muncul dan beberapa orang mengamini ekonomi berbagi sebagai salah satu economic bubble. Tapi tentunya di era informasi ini berbagai pelaku usaha dan investor sudah banyak belajar dari kasus economic bubble sebelumnya sehingga menurut Dr. Harris skenario ini kecil kemungkinannya untuk terjadi.

Sleeping with the enemy
Investor tidak akan membiarkan uangnya hilang. Pada skenario pertama hanya investor di perusahaan pemenang yang mendapat keuntungan sedangkan pada skenario kedua seluruh investor merugi. Karena ini sangat dimungkinkan skenario kolusi pasar antar investor yang sudah terlanjur menginvestasikan uangnya disini. Misal pada suatu negara UBER tidak dibolehkan untuk masuk sehingga Didi Chuxing menguasai pasar domestik dengan perjanjian yang sedemikian rupa. Skenario ini yang kelihatannya paling mungkin terjadi.

Tech giant interrupts
Menurut Bayu Seto, GRAB bukanlah perusahaan transportasi melainkan perusahaan teknologi. Kita semua tahu bahwa raksasa perusahaan teknologi adalah Microsoft, Facebook, Google dan Apple yang valuasi perusahaannya jauh lebih besar dibandingkan valuasi perusahaan ekonomi berbagi. Jika memang benar ekonomi berbagi adalah konsep perusahaan teknologi maka tidak sulit untuk raksasa teknologi masuk dan mulai menguasai pasar. 

Prof. Agus menambahkan jawabannya dengan berkata bahwa intinya ekonomi berbagi ini adalah menghindari greedy. Pada kasus sekarang investasi masih banyak yang menutupi OPEX dibanding CAPEX. Investor sekarang masih tertarik karena pemilik perusahaan targetnya growth, dan memang terbukti growth ini sangat pesat hanya dalam beberapa tahun saja walaupun sustainibility masih dipertanyakan. Namun selama value nya masih sesuai dengan millennials, menurut beliau hal ini akan tetap sustain

Terakhir, Bayu Seto dari GRAB menambahkan bahwa yang dilakukan oleh perusahaan ekonomi berbagi bukanlah burning money seperti yang dibahas oleh banyak orang. Saat ini mereka sedang membangun pondasi dari perusahaan ekonomi berbagi. Pondasi yang dibangun tersebut adalah marketshare. Perusahaan ekonomi berbagi memang merupakan light-asset company sehingga wajar saja untuk menghabiskan dana pondasi di marketshare pada saat awal. 

Seperti itulah jawaban dari para pemateri mengenai pertanyaan saya yang mendapatkan hadiah (iya loh dapet hadiah coba liat gambar di bawah). Sebagai pengguna tentunya kita tinggal menunggu seperti apa perkembangan perusahaan ekonomi berbagi ini. Diprediksi pula harapannya perusahaan-perusahaan ini exit ke IPO di sekitar tahun 2022-2023. Atau mungkin ada yang ingin mencoba ikut "bermain" di ekonomi berbagi? Silakan tentukan pilihan anda. 


Dapet teko, tas, buku tulisan Dr. Harris Turino

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Tweets